Lompat ke isi utama

Berita

Ular Tangga Demokrasi, Cara Unik Bawaslu Depok Sosialisasikan Pengawasan Pemilu

Tak hanya berpartisipasi menggunakan hak pilihnya dalam pesta demokrasi, pemilih pemula juga harus cerdas dan memiliki kesadaran yang tinggi dalam mengawal jalannya Pemilu. Karenanya, Bawaslu Kota Depok menggelar kegiatan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif berbasis Komunitas Digital dan Workshop Ular Tangga Demokrasi bagi Pemilih Pemula.

Hal tersebut disampaikan Anggota Bawaslu Jawa Barat, Zaki Hilmi saat menjadi narasumber dalam kegiatan yang diikuti oleh berbagai komunitas berbasis digital, dari kalangan pelajar dan mahasiswa di Wisma Hijau, Jumat (11/11/22).

Zaki Hilmi saat membuka acara tersebut menyampaikan bahwa peran pemilih pemula sangat penting dalam mengawal Pemilu 2024 yang tengah berjalan.

“Pemilih pemula tentu harus cerdas. Sehingga sebagai bagian dari penyelenggara Pemilu, kami hadirkan ular tangga demokrasi sebagai inovasi melakukan sosialisasi yang edukatif dengan cara yang baru, mudah dan menyenangkan. Melalui sarana ular tangga demokrasi ini, pemilih pemula dapat menambah pengetahuan seputar kepemiluan dan demokrasi", pungkasnya.

Dalam sosialisasi ini, Bawaslu Kota Depok juga menghadirkan narasumber yang ekspert dibidang kepemiluan yakni Yusfitriadi selaku Founder Visi Nusantara Maju. Pada pemaparannya, Yusfitriadi sampaikan langkah-langkah strategis membangun spirit gerakan voluntarisme di era disrupsi.

"Butuh kontribusi berbagai pihak untuk mensukseskan gerakan voluntarisme ini. Para ekspert, berkontribusi atas desain dan kontruksi gerakan, kemudian tokoh, aktifis, pejabat, media, berkontribusi membangun kesadaran. Didukung oleh pengusaha dan lembaga lainnya yang memberikan support finance. Terakhir, teman-teman pelajar, mahasiswa, ORMAS, OKP dan kelompok strategis lainnya, berkontribusi dalam pelaksanaan gerakan ini," jelasnya.

Masih di tempat yang sama, Anggota Bawaslu Kota Depok Dede Selamet Permana menyampaikan, pemilih yang apatis lahir dari kurangnya proses pendidikan politik, sehingga mereka tidak merasa perlu terlibat dalam Pemilu dan pemilihan.

"Untuk menanamkan pemahaman dan menumbuhkan kepedulian terhadap pemilu serta peran-peran strategis mereka dalam pengawasan Pemilu, maka perlu diadakan sosialisasi seperti ini," lanjutnya.

Dirinya menambahkan, guna mengimbangi karakteristik generasi Z ini, pihaknya menggencarkan langkah-langkah lain.

"Kami akan melakukan launching komunitas berbasis digital dengan tagline "Jarimu Awasi Pemilu". Dengan harapan keterlibatan pengawas partisipatif isemakin masif di platform digital. Sehingga dapat menciptakan pemilu di ruang digital yang jujur, bersih, dan berkeadilan", lanjutnya.

Dede pun menyampaikan bahwa komunitas digital ini akan digerakkan untuk memblok disinformasi, politisasi sara, dan hoaks.

"Tentu kami akan memperkuat kemampuan komunitas digital ini dalam mendeteksi, menganalisis, dan mengungkap berbagai disinformasi, isu sara, hoax, maupun black campaign yang bertebaran di ruang digital. Kami akan susun langkah strategis bagaimana caranya komunitas digital ini sekali tekan tombol, semua jejaring yang ada bergerak serentak", pungkasnya.

Terakhir, Dede mengatakan komunitas digital ini menjadi solusi untuk melibatkan pengawas partisipatif tanpa batas waktu dengan gerakan yang masif serta cepat di ruang digital.

Tag
Berita
Uncategorized