Lompat ke isi utama

Berita

Bawaslu Kota Depok Selenggarakan Workshop Komunitas Digital Jarimu Awasi Pemilu bagi Pemilih Pemula se-Kota Depok

Partisipasi masyarakat terutama kalangan pemilih pemula yang tergabung dalam komunitas digital, memiliki kontribusi yang besar untuk melakukan pencegahan pelangggaran Pemilu. Karenanya, Bawaslu Kota Depok menggelar kegiatan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Workshop Komunitas Digital Jarimu Awasi Pemilu bagi Pemilih Pemula se-Kota Depok. Hal tersebut disampaikan Anggota Bawaslu Kota Depok, Dede Selamet Permana saat membuka kegiatan yang diikuti oleh berbagai komunitas berbasis digital, dari kalangan pemilih pemula di Wisma Hijau, Kamis (24/11/22).

Dede saat membuka acara tersebut, menyampaikan bahwa peran pemilih pemula sangat penting dalam mengawal Pemilu 2024 yang tengah berjalan. “Pemilih pemula tentu harus cerdas. Sehingga sebagai bagian dari penyelenggara Pemilu, kami hadirkan workshop komunitas digital jarimu awasi Pemilu sebagai inovasi kami dalam melakukan sosialisasi yang edukatif. Melalui workshop ini, komunitas digital yang ada di Kota Depok akan semakin solid serta semakin masif menyuarakan isu-isu kepemiluan dan demokrasi,” pungkasnya.

Lebih lanjut, Dede menyampaikan bahwa Pemilu tahun 2019 telah mengajarkan kita (Bawaslu Kota Depok), bahwa literasi digital harus dipahami semua kalangan khususnya pemilih pemula agar tidak termakan hoaks dan ujuran kebencian.

Dalam sosialisasi ini, Bawaslu Kota Depok juga menghadirkan narasumber yang ekspert dibidangnya yakni Andi Maulana selaku Pemantau Pemilu dari Kamus Institute serta Fadly Nurbahri Pratama selaku Analis Media Digital. Pada pemaparannya, Andi sampaikan bahwa generasi Z merupakan generasi internet yang sering berinteraksi dalam dunia maya. Ia menuturkan bahwa sisi positifnya adalah jika generasi Z ini diberikan wadah yang tepat, maka gerakan pengawasan Pemilu yang ingin digaungkan akan masif dan cepat terwujud.

"Proyeksi pemilih muda sangat tinggi, potensi hoaks dan polarisasi masyarakat juga tinggi. Salah satu cara adalah memastikan seluruh daya untuk menguatkan kerja pengawasan Bawaslu Kota Depok kepada komunitas digital ini”, ujarnya.

Masih di tempat yang sama, narasumber yang lain yakni Fadly menyampaikan, butuh kolaborasi dari sesama komunitas digital agar gerakan jarimu awasi yang diusung Bawaslu Kota Depok dapat berjalan maksimal.

"Untuk membangun jejaring di dunia digital, kita harus berkolaborasi dengan tetap menerapkan nilai-nilai responsibility, empathy, authenticity, discernment, dan integrity," katanya.

Lebih lanjut, Fadly mengatakan bahwa komunitas digital ini harus mempunyai timeline tertentu untuk membuat tranding di satu waktu.

"Bawaslu Kota Depok membuat komunitas digital jarimu awasi Pemilu, maka kita semua bisa bergerak untuk serentak mengunggah postingan dengan hastag #JarikuAwasiPemilu”, tegasnya.

Menutup kegiatan tersebut, Dede menegaskan bahwa komunitas digital ini akan digerakkan untuk memblok disinformasi, politisasi sara, dan hoaks.

"Tentu kami akan menyelenggarakan workshop ini secara berkelanjutan kepada komunitas digital yang telah terbentuk untuk lebih mengasah kemampuan dalam mendeteksi, menganalisis, dan mengungkap berbagai disinformasi, isu sara, hoax, maupun black campaign yang bertebaran di ruang digital. Kami akan susun langkah strategis bagaimana caranya komunitas digital ini sekali tekan tombol, semua jejaring yang ada bergerak serentak. Komunitas digital ini menjadi solusi untuk melibatkan pengawas partisipatif tanpa batas waktu dengan gerakan yang masif serta cepat di ruang digital," tutupnya.

Sebagai informasi, kegiatan ini dihadiri oleh 12 komunitas digital diantaranya Kamus Institute, Komunitas Ruang Gerak Pijar, Komunitas Kebun Literasi, Komunitas Gen Z Saung Muda, Komunitas Golok Milenial, Komunitas Sobat Donor Indonesia, Komunitas MTMA, Komunitas Gerakan Pemuda Inspiratif, Komunitas Pemuda Pencerah Nusantara, Komunitas Ruang Pemuda Berdaya, Forum Depok Muda, dan Komunitas OBOR 45.

Tag
Berita
Divisi Pengawasan